HORUS
Benarkah manusia terilhat apa adanya?
Benarkah kita benar-benar telihat seperti di cermin dalam pandangan mata orang lain.
Tidak sepenuhnya begitu !
Ada banyak faktor yang mempengaruhi…
Pertama - Kita bangkitkan dulu kesadaran,bahwa;
Manusia itu,melihat bukan hanya melalui indra penglihatan mata saja.
Sadar atau tidak sadar,fikiran, rasa dan alam bawah sadar pun ikut melihat/merekam informasi objek yang dilihat.
Visualisasi seseorang yang ditangkap oleh mata dan di proyeksi ke dalam otak berupa gambar dalam bentuk visik seperti nonton tv itu,
telah dipengaruhi beberapa faktor diatas.
Kedua – Kita bangkitkan juga pemahaman, bahwa; kamu terlihat tidak sepenuh nya dari bentuk visik semata. Ada berbagai faktor yang ikut menciptakan visualisasi. Salah satunya yang paling dominan adalah kondisi emosi dan mental (bathin).
Itulah kenapa, ketika kamu dalam kondisi tidak percaya diri, maka publik dapat menangkap informasi tersebut. Kamu akan terlihat lebih jelek dari sebenarnya. Dan begitu juga sebaliknya.
Orang-orang yang telihat menarik itu, pada dasarnya karena mereka merasa bahwa dirinya menarik. Kondisi bathin ini ditangkap oleh publik.
Fikiran, rasa, dan alam bawah sadar publik merekam sangat jelas informasi ini,Lalu di proyeksi ke dalam otak yang kemudian terlihat secara visual.
Perlu juga diketahui, bentuk fisik yang terlihat di luar sana itu, adanya dalam fikiran mu.
Visual atau gambarnya ada dalam otak mu, dalam batok kepala mu.
Artinya, apa pun yang terlihat seolah diluar sana, tetap prosesnya terjadi dalam otak.
Mata menangkap sinyal tersebut lalu di proses menjadi visual dalam otak.
Jadi,selain sinyal visual,otak juga memproduksi semacam deskripsi objek yang dilihat.
Sehingga menimbulkan semacam sensasi atau pesan informasi.
Disini pikiran akan memainkan perannya.
Lalu memberi semacam kesimpulan hal yang terlihat itu menarik atau tidak. Bagus atau buruk.
Bahkan saking dominanya peran pikiran, sadar dan bawah sadar dalam menilai sebuah objek maka hasil yang terlihat antara satu manusia dan manusia lain akan berbeda. Mungkin orang lain berpendapat visualisasi seseorang itu jelek, namun bagi diri mu bisa saja terlihat menarik.
Malah terkadang, indera penglihatan berupa mata akan kalah oleh dominasi pikiran dalam mendeskripsikan suatu objek.
Malah cenderung tidak logis.
Sebenarnya, kita bukan mempengaruhi orang sehingga mampu merubah penglihatannya tentang kita. Melainkan kita menginduksi diri (otak) kita untuk berubah. Sehingga menumbuhkan sikap percaya diri. Rasa percaya diri tersebut akhirnya membuat kita merasa menarik.
Kondisi emosi dan mental ini kemudian memancar kesetiap orang yang melihat kita. Ada sistem keyakinan yang berkerja disini.
Dari deskripis sebagai mana ditulis diatas, hal terpenting yang menjadi kesimpulan adalah; Selain apa yang dilihat secara fisik, seseorang itu juga telah menjelma pula dalam fikiran.
Jelmaan itu lah yang hidup dan menguasai pikiran. Bentuknya seperti hantu. Tidak nyata. Namun selalu ada. Bahkan terkadang, karena terekam kuat dalam memori, sering masuk dalam mimpi.
Jelmaan visual tersebut lebih kuat mencengkram. Lebih intens. Durasinya, jauh melebihi kenyataan.
Disadari atau tidak, kita itu pada dasarnya, lebih banyak hidup bersama hantu jelmaan tersebut,dibanding dengan yang nyata. Menghantui.
Begitu pula sebaliknya, ada banyak hantu mu yang hidup difikiran orang lain.